Santri TKA Nurul Islam |
Pemberian Makanan Tambahan merupakan salah satu komponen penting Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan program yang dirancang oleh pemerintah. PMT sebagai sarana pemulihan gizi dalam arti kuratif, rehabilitatif dan sebagai sarana untuk penyuluhan merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian gizi berupa makanan dari luar keluarga, dalam rangka program UPGK. PMT ini diberikan setiap hari, sampai keadaan gizi penerima makanan tambahan ini menunjukkan perbaikan dan hendaknya benar-benar sebagai penambah dengan tidak mengurangi jumlah makanan yang dimakan setiap hari dirumah. Pada saat ini program PMT tampaknya masih perlu dilanjutkan mengingat masih banyak balita dan anak-anak yang mengalami kurang gizi bahkan gizi buruk.
A. Makanan Anak Usia Prasekolah
Makanan anak sekolah perlu mendapat perhatian mengingat masih dalam masa tumbuh kembang, maka keseimbangan gizinya harus dipertahankan supaya tetap sehat.
Anak usia 3 – 5 tahun merupakan usia dimana seorang anak akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat dibandingkan dengan ketika ia masih bayi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat. Sementara pemberian makanan juga akan lebih sering. Pada usia ini, anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah bisa memilih makanan yang disukainya. Seorang ibu yang telah menanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini tentunya sangat mudah mengarahkan makanan anak, karena dia telah mengenal makanan yang baik pada usia sebelumnya. Oleh karena itu, pola pemberian makanan sangat penting diperhatikan.
Apalagi jika di sekolah diarahkan pula oleh gurunya dengan praktik makan makanan yang sehat secara rutin. Hal ini sangat menguntungkan seandainya ada anak yang susah makan dan dengan petunjuk guru tentunya anak akan mengikuti. Oleh karena itu program makan bersama di sekolah sangat baik dilaksanakan. Ini merupakan modal dasar pengertian supaya anak mau diarahkan pada gizi yang baik.
B. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi, dan diberikan dengan kriteria anak balita yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya serta yang berat badannya pada KMS terletak dibawah garis merah. Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan setempat, sehingga kemungkinan kelestarian program lebih besar. Diutamakan bahan makanan sumbar kalori dan protein tanpa mengesampingkan sumber zat gizi lain seperti: padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, ikan, sayuran hijau, kelapa dan hasil olahannya.
C. Komposisi PMT
Menurut Departemen Kesehatan RI seperti yang dikutip oleh Judiono (2003) bahwa prasyarat pemberian makanan tambahan pada anak usia pra sekolah adalah nilai gizi harus berkisar 200 – 300 kalori dan protein 5 – 8 gram, PMT berupa makanan selingan atau makanan lengkap (porsi) kecil, mempergunakan bahan makanan setempat dan diperkaya protein nabati/hewani, mempergunakan resep daerah atau dimodifikasi, serta dipersiapkan, dimasak, dan dikemas dengan baik, aman memenuhi syarat kebersihan serta kesehatan. Pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan dengan frekuensi minimal 3 kali seminggu selama 100 – 160 hari.
Komposisi bahan makanan untuk PMT antara lain :
Protein Nabati
– Kacang hijau
– Kacang kedelai
– Kacang merah
– Kacang tanah terkupas
– Kacang tolo
– Oncom
– Keju kacang tanah
– Tahu
– Tempe
Protein Nabati
– Kacang hijau
– Kacang kedelai
– Kacang merah
– Kacang tanah terkupas
– Kacang tolo
– Oncom
– Keju kacang tanah
– Tahu
– Tempe
Protein Hewani
– Daging sapi
– Daging babi
– Daging ayam
– Hati sapi
– Didih sapi
– Babat
– Usus sapi
– Telur ayam
– Telur bebek
– Ikan segar
– Ikan asin
– Ikan teri
– Udang basah
– Keju
– Bakso daging
– Daging sapi
– Daging babi
– Daging ayam
– Hati sapi
– Didih sapi
– Babat
– Usus sapi
– Telur ayam
– Telur bebek
– Ikan segar
– Ikan asin
– Ikan teri
– Udang basah
– Keju
– Bakso daging
Hidrat Arang
– Nasi
– Nasi tim
– Bubur beras
– Nasi jagung
– Kentang
– Singkong
– Talas
– Ubi
– Biskuit
– Krakers
– Maizena
– Tepung beras
– Tepung singkong
– Tepung sagu
– Tepung terigu
– Tepung hunkwe
– Mi kering
– Mi basah
– Makaroni
– Bihun
– Nasi
– Nasi tim
– Bubur beras
– Nasi jagung
– Kentang
– Singkong
– Talas
– Ubi
– Biskuit
– Krakers
– Maizena
– Tepung beras
– Tepung singkong
– Tepung sagu
– Tepung terigu
– Tepung hunkwe
– Mi kering
– Mi basah
– Makaroni
– Bihun
Sayuran
– Daun bawang
– Daun kacang panjang
– Jamur segar
– Kangkung
– Tomat
– Kecipir
– Buncis
– Kol
– Kembang kol
– Pepaya muda
– Rebung
– Sawi
– Selada
– Seledri
– Tauge
– Terong
– Cabe hijau besar
– Bayam
– Buncis
– Daun singkong
– Daun pepaya
– Jagung muda
– Jantung pisang
– Genjer
– Kacang panjang
– Nangka muda
– Pare
– Wortel
– Ketimun
– Daun bawang
– Daun kacang panjang
– Jamur segar
– Kangkung
– Tomat
– Kecipir
– Buncis
– Kol
– Kembang kol
– Pepaya muda
– Rebung
– Sawi
– Selada
– Seledri
– Tauge
– Terong
– Cabe hijau besar
– Bayam
– Buncis
– Daun singkong
– Daun pepaya
– Jagung muda
– Jantung pisang
– Genjer
– Kacang panjang
– Nangka muda
– Pare
– Wortel
– Ketimun
Buah-buahan
– Avokad
– Apel
– Anggur
– Belimbing
– Jambu biji
– Jambu air
– Duku
– Durian
– Jeruk manis
– Kedondong
– Mangga
– Nenas
– Nangka masak
– Pepaya
– Pir
– Pisang ambon
– Rambutan
– Salak
– Sawo
– Sirsak
– Semangka
– Avokad
– Apel
– Anggur
– Belimbing
– Jambu biji
– Jambu air
– Duku
– Durian
– Jeruk manis
– Kedondong
– Mangga
– Nenas
– Nangka masak
– Pepaya
– Pir
– Pisang ambon
– Rambutan
– Salak
– Sawo
– Sirsak
– Semangka